Minggu, 06 Juli 2014

Masalah Seks Wanita

Masalah seks wanita dalam kehidupan sehari-hari tidak selama menjadi baik disetiap pasangan suami istri. Dalam perjalanan kehidupan rumah tangga, masalah seksual bisa menjadi momok menakutkan pemicu keretakan hubungan yang dapat menimbulkan masalah baru.

Sebuah fakta baru terungkap dari cerita 2 buah klinik seksual terkemuka di Indonesia yang dipaparkan secara terbuka oleh sebuah majalah online, mengungkapkan beberapa masalah seksual yang paling sering dijumpai dan dialami oleh wanita. Berikut masalah seksual yang paling sering dikeluhkan wanita saat melakukan konsultasi seksual di klinik mereka :

1. Sulit Orgasme

Kesulitan untuk mendapatkan orgasme adalah paling banyak dikeluhkan oleh pasien wanita yang berkunjung ke klinik konsultan seksual. Menurut dr.Ainun Ayatullah (Konsultan Medis Khusus Wanita dari On Clinic Indonesia) seperti yang dikutip dari Femina, mengatakan bahwa Pemicu sulit orgasme tak hanya satu faktor. Sulit orgasme bisa terjadi karena problem fisik seperti kelelahan, masalah medis (gangguan pembuluh darah dan syaraf hingga konsumsi obat penenang maupun darah tinggi), hingga masalah psikis, seperti rasa cemas yang berlebihan. Selain itu kesulitan orgasme wanita sering terjadi karena pasangannya (suami) menderita ejakulasi dini atau impotensi sehingga membuat wanita tidak dapat mencapai orgasmenya.

2. Kurangnya Lubrikasi

Keluhan lainnya yang sering dialami wanita adalah kurangnya lubrikasi yang dihasilkan vagina padahal sudah terangsang. Penyebab ini bisa disebabkan berbagai faktor seperti foreplay yang kurang lama, stres, penyakit Diabetes Militus, pangaruh obat, serta kebiasaan minum alkohol berlebihan.

3. Seringkali Terburu-buru

Terburu-buru saat melakukan seks bisa menjadi masalah seks bagi wanita. Menurut dr.Alex Pangkahila, di Pusat Kebugaran Seksual dan Reproduksi Grasia, pasien banyak datang ke klinik dengan keluhan tak lagi merasakan bercinta sebagai aktivitas menyenangkan. Pasangan ingin cepat menyeselaikan ML seperti dikejar deadline. Akibatnya, wanita merasa dirinya hanya sebuah objek seks.

4. Kondisi Tidak Nyaman

Kondisi tidak nyaman saat berhubungan seksual sering dialami banyak wanita. Keluhan vagina terasa nyeri seperti terbakar saat sedang bercinta menjadi penyebab keadaan ini. Hal seperti ini dalam dunia kedokteran disebut dengan dyspareunia, yaitu nyeri saat berhubungan seks yang disebabkan karena kurangnya lubrikasi didaerah vagina, luka bekas episiotomi (pengguntingan di daerah anus dan vagina saat persalinan untuk melebarkan jalan lahir), penipisan dan pengeringan dinding vagina akibat kurangnya hormon ekstrogen, hingga infeksi jamur.

5. Faktor Hormonal

Tidak dapat dipungkiri bahwa gairah seks diawal menikah yang selalu hot, bisa hilang tak berbekas setelah memiliki anak, Menurut dr.Ainun, kondisi ini secara fisik bisa disebabkan oleh 3 hal yaitu kerusakan saraf, penurunan aliran darah ke organ kelamin, dan faktor hormonal. Faktor hormonal biasanya muncul pada anda yang telah menggunakan alat kontrasepsi KB, baru melahirkan, menyusui dan pasca-histerektomi (pengangkatan rahim).

6. Krisis Percaya Diri

Problem krisis percaya diri juga sering menjadi keluhan utama wanita saat melakukan konsultasi seks ke klinik seksual. Banyak wanita yang hilang gairah seks untuk bercinta gara-gara bentuk badan yang berubah. Entah payudara yang sudah kendor atau bobot badan yang melonjak karena pemakaian pil KB. Masalah krisis percaya diri ini di yakini dr.Ainun menimbulkan masalah dalam kehidupan seks wanita dengan pasangannya

7. Suami Langsung Terlelap

Suami langsung terlelap setelah bercinta?, hal ini sering dikeluhkan wanita. Wanita jadi merasa tidak diperhatikan. Menurut pakar seks Dave Zinczenko, dalam buku Men, Love anda Sex : "Bagi pria, seks merupakan pelepas ketegangan atau stress. Ketika orgasme, otak pria memproduksi senyawa kimia oksitoksin dan vasopressin, yang otomatis memberi sinyal istirahat kepada seluruh sistem saraf tubuh pria, itulah yang membuat mereka cepat pulas setelah melakukan hubunga seks.

Demikian 7 masalah seks wanita yang paling sering dikonsultasikan ke klinik seksualitas.